Keterlibatan karyawan (employee engagement) adalah elemen krusial dalam kesuksesan organisasi, terutama di pasar yang berkembang pesat seperti Indonesia. Menurut laporan Employee Engagement in Indonesia 2024 dari Mercer, Indonesia mencatat skor engagement yang impresif sebesar 81%, mengungguli rata-rata Asia Tenggara (SEA) sebesar 77% dan rata-rata global sebesar 77% (Mercer, 2025).
Artikel ini akan membahas kajian terbaru tentang keterlibatan karyawan di Indonesia, area perbaikan utama, dan bagaimana pelatihan perusahaan (corporate training) dapat mendorong keterlibatan dan produktivitas yang lebih tinggi.
Karyawan Indonesia menunjukkan semangat yang lebih tinggi dibandingkan rekan mereka di Asia Tenggara maupun dunia:
89% karyawan merasa termotivasi dalam pekerjaan mereka, dibandingkan 84% di SEA dan 82% secara global.
90% bangga bekerja di perusahaan mereka, lebih tinggi dibandingkan SEA (83%) dan global (76%).
82% merekomendasikan perusahaan mereka sebagai tempat kerja yang baik, lebih tinggi dari rata-rata SEA (78%) dan global (73%) (Mercer, 2025).
Koneksi emosional yang kuat ini menegaskan potensi Indonesia sebagai pusat keunggulan korporasi dan pentingnya investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan.
"Karyawan di Indonesia lebih terlibat dalam pekerjaan dibandingkan rekan mereka di kawasan Asia Tenggara dan global" (Mercer, 2025, hlm. 3).
Untuk meningkatkan keterlibatan karyawan lebih lanjut, organisasi harus fokus pada faktor-faktor utama yang unik bagi tenaga kerja Indonesia:
Mencapai potensi penuh: Menjadi faktor #1 di Indonesia, menandakan bahwa peluang pertumbuhan karir sangat dihargai.
Energi dan antusiasme: Menjadi faktor kedua terpenting dalam meningkatkan engagement.
Kepercayaan pada masa depan perusahaan: Menjadi prioritas tiga teratas yang unik di Indonesia (Mercer, 2025).
Menariknya, pertumbuhan karir muncul dua kali dalam empat faktor teratas, menunjukkan perlunya program pelatihan perusahaan di Indonesia yang terstruktur untuk memenuhi aspirasi karir.
"Kemampuan untuk mencapai tujuan pribadi di dalam organisasi sangat penting untuk tingkat keterlibatan karyawan di Indonesia" (Mercer, 2025, hlm. 5).
Beberapa tren positif menyoroti keberhasilan praktik manajemen saat ini di Indonesia:
89% karyawan merasa memiliki cukup informasi untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik (+9% di atas rata-rata SEA).
80% percaya bahwa perusahaan mereka dikelola secara efektif (+8% di atas rata-rata SEA).
90% mengatakan perusahaan mereka menawarkan produk dan layanan yang tepat untuk pasar (+10% di atas rata-rata SEA) (Mercer, 2025).
Temuan ini menekankan pentingnya komunikasi transparan, kepemimpinan yang jelas, dan sistem pelatihan yang efektif dalam mempertahankan keterlibatan yang tinggi.
Meskipun outlook-nya positif, laporan mengidentifikasi beberapa area yang perlu diperhatikan:
Indikator |
Skor Indonesia |
Rata-rata SEA |
Perbedaan |
Kepuasan terhadap paket manfaat |
58% |
62% |
-4% |
Budaya keselamatan kerja |
82% |
89% |
-7% |
Pengakuan dari manajemen |
68% |
75% |
-7% |
Kepuasan terhadap lingkungan kerja fisik |
74% |
81% |
-7% |
(Mercer, 2025, hlm. 7)
Terdapat rentang yang signifikan dalam kepuasan terhadap manfaat karyawan dan budaya keselamatan kerja, memberikan peluang penting bagi perusahaan untuk mengintegrasikan pelatihan komunikasi manfaat, keterampilan pengakuan manajer, dan program keselamatan kerja.
"Untuk memaksimalkan potensi penuh tenaga kerja, perusahaan harus fokus menyediakan paket manfaat yang kompetitif dan lingkungan kerja yang efektif" (Mercer, 2025, hlm. 7).
Data tahun 2024 sangat jelas: pelatihan perusahaan di Indonesia sangat penting untuk memanfaatkan tingkat engagement yang sudah tinggi dan memperbaiki area kritis. Dengan fokus pada pengembangan karir, keselamatan kerja, pengakuan karyawan, dan edukasi manfaat, perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat terus memimpin, baik di tingkat regional maupun global.
Berinvestasi dalam pelatihan karyawan di Indonesia bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk pertumbuhan, retensi talenta, dan keunggulan kompetitif.
Referensi
Cultural Leadership in Indonesia: Managing Power Distance & Collectivism for Effective Leadership
Leadership in Indonesia presents distinct challenges shaped by deeply rooted cultural values. To lead effectively, managers must understand how national culture impacts leadership practices—particular
Kepemimpinan Kultural Indonesia: Strategi Atasi Jarak Kekuasaan & Kolektivisme untuk Manajemen
Kepemimpinan di Indonesia menghadirkan tantangan tersendiri yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang mendalam. Untuk memimpin secara efektif, manajer harus memahami bagaimana budaya nasional.
Strategi Ketenagakerjaan Indonesia 2025–2029: Bonus Demografi & Ekonomi Hijau
Indonesia tengah memasuki masa penting dalam sejarah ketenagakerjaannya. Periode 2025 hingga 2029 akan menjadi penentu bagi masa depan pembangunan ekonomi nasional.
Indonesia’s Employment Strategy 2025–2029: Embracing Demographic and Green Transitions
Indonesia is entering a critical phase in its employment trajectory. Between 2025 and 2029, the country will navigate the complex intersection of demographic opportunity, digital transformation.
Green Jobs and Indonesian Youth: Between Hope and Challenges
In the face of the climate crisis and the transition toward a green economy, environmentally friendly jobs—commonly referred to as Green Jobs—have garnered global attention.
Upcoming Training
Jun
26
Digital Project Management Process Maturity Level Jun 2025
17530, Tower F, Jl. TB Simatupang No.Kav. 88, RT.1/RW.2, Kebagusan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520, Indonesia
Jun
26
Enhancing Your Resume Through Leadership and Engagement on Campus-June 2025
Online Seminar