Artificial Intelligence (AI) bukan lagi sekadar alat bantu operasional, tetapi telah menjadi kekuatan transformasional dalam cara organisasi mendesain ulang pekerjaan, mengembangkan talenta, dan menciptakan nilai bisnis. Di Indonesia, transformasi ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan multinasional, namun juga oleh startup teknologi dan perusahaan skala menengah yang sedang beradaptasi dalam ekosistem digital. Artikel ini mengeksplorasi langkah-langkah strategis yang dapat diambil oleh pemimpin HR untuk mengoptimalkan potensi AI dengan pendekatan berbasis manusia, berdasarkan laporan IBM Institute for Business Value (2023), studi Harvard Business Review (2025), serta kajian kontekstual dari organisasi di Indonesia. 

AI dan Perubahan Struktural Dunia Kerja 

Menurut studi IBM IBV (2023), 40% tenaga kerja global diperkirakan perlu reskilling dalam tiga tahun ke depan akibat penetrasi AI dan otomatisasi. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran besar dalam pembagian kerja antara manusia dan mesin. Di Indonesia, dampak ini mulai terlihat di sektor teknologi, logistik, dan layanan pelanggan, di mana peran operasional yang repetitif mulai digantikan oleh sistem otomatis. 

Namun, menurut Jen Stave dkk. (2025), gelombang baru agentic AI tidak hanya mengotomatisasi pekerjaan, tapi juga memperluas peran manusia untuk mengambil keputusan strategis dan kreatif. Maka dari itu, HR harus menjadi pengarah perubahan, bukan hanya administrator kebijakan. 

4 Aksi Strategis HR untuk Mengoptimalkan AI 

Laporan IBM IBV mengusulkan empat langkah utama yang dapat diambil pemimpin HR: 

1. Prioritaskan dengan Tujuan yang Jelas HR perlu memetakan proses inti bisnis, mengidentifikasi kesenjangan keterampilan, dan merancang ulang peran pekerjaan berdasarkan kebutuhan masa depan. Di Indonesia, hal ini dapat dimulai dari tim teknologi informasi atau HR sendiri sebagai proof of concept. 

2. Pimpin dengan Model Operasional yang Adaptif Mengorganisasi pekerjaan berdasarkan alur nilai pelanggan alih-alih struktur fungsional akan memungkinkan kolaborasi lintas tim. Proses mining dapat membantu HR Indonesia menemukan bottleneck dan area yang siap untuk transformasi. 

3. Buat Pekerjaan Lebih Bermakna Studi IBM (2023) menunjukkan bahwa karyawan memprioritaskan pekerjaan berdampak lebih tinggi dibanding fleksibilitas atau otonomi. HR dapat menggunakan feedback digital dan peta karier berbasis AI untuk meningkatkan kepuasan kerja. 

4. Investasi Setara pada Talenta dan Teknologi Reskilling bukan hanya soal pelatihan teknis, tapi juga membangun kompetensi seperti kolaborasi, komunikasi, dan etika kerja. Di Indonesia, pendekatan ini juga menjadi penting dalam konteks kesiapan talenta digital (Afriani & Putri, 2023). 

Tantangan dan Realita di Indonesia 

Meski potensi AI besar, transformasi ini tidak bebas hambatan. Penelitian oleh Afriani & Putri (2023) pada startup teknologi di Jakarta menemukan beberapa tantangan, seperti keterbatasan anggaran untuk sistem AI, kurangnya literasi digital di tingkat manajerial, serta belum adanya roadmap transformasi digital yang terstruktur. 

Selain itu, budaya organisasi yang masih birokratis menyulitkan adopsi model kerja lintas fungsi dan agile. Oleh karena itu, HR perlu menjadi fasilitator perubahan budaya, bukan hanya penyusun SOP. 

Human-Machine Partnership: Model Masa Depan HR 

Kemitraan manusia dan mesin adalah jantung dari workforce masa depan. Dalam model ini: 

• Mesin menangani tugas-tugas yang skalabel seperti pelaporan dan analisis prediktif. 

• Manusia fokus pada empati, kreativitas, pengambilan keputusan, dan kepemimpinan. 

IBM HR (2023) berhasil menerapkan model ini dengan mengintegrasikan digital worker untuk mendukung proses promosi, sehingga efisiensi meningkat dan peran manajer menjadi lebih strategis. Di Indonesia, pendekatan serupa bisa diterapkan pada fungsi-fungsi administratif seperti absensi, rekrutmen awal, dan manajemen data pelatihan. 

Rekomendasi untuk HR Indonesia 

1. Bangun Budaya Eksperimen Budaya kerja yang tidak menghukum kegagalan mendorong adopsi AI lebih cepat. IBM menyebut ini sebagai open innovation culture, yang terbukti meningkatkan pertumbuhan pendapatan. 

2. Redefinisi Peran Manajer Menengah Di masa depan, peran manajer akan bergeser dari pengawas administratif menjadi pelatih dan penghubung strategis. Maka, investasi pada pengembangan kemampuan coaching, literasi AI, dan pengambilan keputusan berbasis data menjadi krusial. 

3. Fokus pada Work Impact Ketika karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka berdampak, maka keterlibatan dan retensi meningkat. HR perlu mengkaitkan tujuan individu dengan tujuan organisasi, didukung dengan sistem teknologi yang personal dan transparan. 

4. Gunakan Ekosistem Mitra untuk Skilling Jika internal perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan skilling, HR dapat memanfaatkan kerja sama dengan mitra eksternal dan platform pembelajaran digital. Pendekatan ini juga sejalan dengan semangat gotong-royong khas Indonesia. 

Ingin tim HR Anda siap menghadapi era AI? Ikuti pelatihan "HR x AI: Strategi Talenta di Era Otomatisasi" dari Training Indonesia. Pelajari secara praktis bagaimana HR dapat berperan strategis dalam membentuk kemitraan manusia-mesin, mendesain ulang peran kerja, serta memanfaatkan AI secara etis dan berdampak.  

Daftar sekarang di training-indonesia.org dan jadilah pelopor HR transformatif di Indonesia! 

AI bukan pengganti manusia, tapi alat yang memperbesar kapasitas manusia untuk menciptakan nilai. Tantangan utama bagi HR di Indonesia bukanlah pada teknologi itu sendiri, melainkan pada kemampuan untuk mengatur ulang struktur, proses, dan budaya kerja yang lebih adaptif dan berorientasi dampak. 

HR perlu mengambil peran sebagai arsitek strategi dan pengalaman kerja yang baru, di mana teknologi dan empati berjalan berdampingan. Dengan pendekatan yang terstruktur dan manusiawi, Indonesia tidak hanya bisa mengejar ketertinggalan, tetapi juga memimpin transformasi tenaga kerja di era AI. 

Referensi 

• Afriani, S., & Putri, R. I. (2023). Transformasi Digital dalam Manajemen Talenta: Analisis Praktik pada Perusahaan Startup Teknologi di Jakarta. Jurnal Sains Manajemen, 12(1). 

• IBM Institute for Business Value. (2023). Augmented Work for an Automated, AI-Driven World. https://www.ibm.com/thought-leadership/institute-business-value/report/augmented-workforce 

• Stave, J., Kurt, R., & Winsor, J. (2025). Agentic AI is Already Changing the Workforce. Harvard Business Review. https://hbr.org/2025/05/agentic-ai-is-already-changing-the-workforce 

• Goldstein, J. et al. (2023). 4 Actions HR Leaders Can Take to Harness the Potential of AI. Harvard Business Review. https://hbr.org/sponsored/2023/11/4-actions-hr-leaders-can-take-to-harness-the-potential-of-ai 

• Photo by Tara Winstead: https://www.pexels.com/photo/clear-mannequin-on-dark-blue-background-8386365/